Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Rang Teknik Journal

STUDI ANALISIS PROYEK JALAN SIDOHARJO KECAMATAN SENORI TUBAN DENGAN METODE ANALISIS KOMPONEN SKBI-2.3.26.1987 Arief Setiawan; Sugiyanto Sugiyanto
Rang Teknik Journal Vol 4, No 2 (2021): Vol. 4 No. 2 Juni 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.334 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v4i2.2395

Abstract

ABSTRAK Proyek jalan Sidoharjo Kecamatan Senori Tuban merupakan pemeliharaan berkala atas kondisi jalan tersebut yang sebelumnya menggunakan jenis perkerasan lentur (flexible pavement). Kondisinya adalah perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan untuk menahan beban lalu lintas kendaraan secara keseluruhan, sehingga jalan tersebut mengalami penurunan (seattlement) dan pergeseran (sleeding) baik pada perkerasan jalan maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut menjadi bergelombang dan berlubang sampai akhirnya tingkat kerusakannya makin bertambah parah. Obyek dalam penelitian ini adalah proyek jalan menggunakan konstruksi jenis perkerasan kaku (rigid pavement) berupa jalan beton. Jalan beton memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas, sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari slab beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur, dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari lapisan-lapisan tebal pondasi bawah, pondasi dan lapisan permukaan. Berdasarkan parameter lalu lintas pada proyek jalan yang diteliti dengan menggunakan metode analisis komponen SKBI-2.3.26.1987 didapatkan data kendaraan yang melintas di jalan tersebut terdiri dari 55,4% jenis kendaraan berat dengan angka ekivalen E=1,0648 dan 44,6% jenis kendaraan ringan dengan angka ekivalen E=0,0072, lalu lintas harian rata-rata LHRT=56 kendaraan/hari/2 arah, lintas ekivalen permulaan LEP=33,1888, lintas ekivalen akhir LEA=49,4941, lintas ekivalen tengah LET=41,3415 dan lintas ekivalen rencana LER=62,0123. Berdasarkan parameter-parameter yang lain pada metode analisis komponen SKBI-2.3.26.1987 didapatkan daya dukung tanah dasar (DDT) dan california bearing ratio (CBR) yang diidentifikasi dari harga CBR yang mewakili CBR=4, faktor regional FR=3.0 – 3.5, indeks permukaan IP=1.5 – 2.0, koefisien kekuatan relatif a=0.15 dan batas-batas minimum tebal perkerasan 20 cm dengan indeks tebal perkerasan ITP=7.5 – 9.99. Kata Kunci: Perkerasan, Jalan Beton, Lalu Lintas, Komponen, dan Ekivalen.
EVALUASI SISTEM MANAJEMEN PADA PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN SARANAN DAN PRASARANA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DI TUBAN JAWA TIMUR Sugiyanto Sugiyanto; Rendi Untoko
Rang Teknik Journal Vol 5, No 1 (2022): Vol. 5 No. 1 Januari 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.145 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v5i1.2706

Abstract

Pada penelitian ini, evaluasi sistem manajemen pada proyek yang diteliti terdiri dari evaluasi kinerja biaya, evaluasi kinerja jadwal dan evaluasi penerapan mutu pada pelaksanaan proyek. Evaluasi kinerja biaya dan jadwal proyek menggunakan metode konsep nilai hasil (earned value) dan evaluasi penerapan mutu pada pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian fisik konstruksi terhadap spesifikasi teknis yang dipersyaratkan. Penggunaan metode nilai hasil untuk mengetahui kinerja biaya dan jadwal proyek dilakukan dengan analisa variabel-variabel BCWS (Budgeted Cost for Work Schedule), ACWP (Actual Cost for Work Performed) dan BCWP (Budgeted Cost for Work Performed), kemudian digambarkan pada kurva S dengan tampilan informasi sumbu X menunjukkan durasi proyek dan sumbu Y menyatakan biaya proyek. Kurva S sangat bermanfaat untuk dipakai karena dapat dengan jelas menunjukkan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dipahami, apakah terjadi pembengkakan atau penghematan anggaran proyek dan apakah terjadi kelambatan atau percepatan dalam jadwal proyek. Berdasarkan evaluasi kinerja biaya proyek, dapat diketahui terjadi pembengkakan biaya aktual proyek terhadap anggaran sebesar Rp. 12.070.959 atau pemborosan biaya sebesar 2.5% dari total anggaran biaya proyek. Kondisi terjadinya pemborosan anggaran dinamakan cost overrun, hal ini mengindikasikan bahwa pengendalain biaya dalam pelaksanaan proyek yang diteliti masih belum optimal. Berdasarkan atas evaluasi kinerja jadwal proyek, dapat diketahui ada beberapa minggu yang mengalami keterlambatan dan adapula beberapa minggu yang mengalami percepatan. Namun begitu pada masa mendekati batas akhir jadwal proyek, pelaksanaan proyek dapat dicapai tepat jadwal sesuai dengan yang direncanakan. Kondisi tercapainya jadwal pelaksanaan proyek sesuai dengan jadwal yang direncanakan (tepat jadwal) disebut on schedule, hal ini mengindikasikan bahwa dalam pelaksanaan jadwal proyek yang diteliti dapat dikendalikan secara optimal dan tepat sasaran. Adapun untuk evaluasi penerapan mutu, didapatkan bahwa berdasarkan atas penilain fisik konstruksi terhadap spesifikasi teknis yang dipersyaratkan memenuhi persyaratan mutu (persyaratan mutu terpenuhi). Kata kunci: kinerja, nilai hasil, pemborosan, tepat jadwal dan spesifikasi. 
PENEREPAN OPTIMALISASI METODE CRITICAL CHAIN PROJECT MANAGEMENT PADA PELAKSANAAN PROYEK KONTRUKSI Sugiyanto Sugiyanto; Khairul Insan
Rang Teknik Journal Vol 5, No 2 (2022): Vol. 5 No. 2 Juni 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.516 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v5i2.3121

Abstract

Pada penelitian ini, dilakukan upaya perbaikan jadwal pelaksanaan proyek pembangunan gudang polowijo yang berlokasi di Desa Wadung Kecamatan Jenu Tuban Jawa Timur dengan menggunakan metode manajemen proyek rantai kritis (ctitical chain project management). Berdasarkan atas perhitungan durasi total proyek yang didapatkan dengan menggunakan metode perhitungan secara manual dibutuhkan waktu pelaksanaan selama 98 hari dan biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.  574.600.000,00 (lima ratus tujuh puluh empat juta enam ratus ribu rupiah) untuk menyelesaikan pekerjaan proyek yang  diteliti. Berdasarkan atas upaya perbaikan jadwal pelaksanaan proyek dengan menggunakan metode critical chain project management (CCPM) didapatkan durasi total yang dibutuhkan menjadi 61 hari (durasi penyelesaian proyek berlangsung lebih cepat 37 hari dari durasi awal) dan biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan adalah Rp. 430.185.000 (empat ratus tiga puluh juta seratus delapan puluh lima ribu rupiah) atau berkurang menjadi Rp. 144.415.000 (seratus empat puluh empat juta empat ratus limas belas ribu rupiah). Kata kunci: Proyek, Penjadwalan, Durasi, dan Manajemen Proyek Rantai Kritis.
ANALISA PERBANDINGAN ANGGARAN BIAYA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR OPERASI CEMENT MILL TUBAN 3-4 PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nur Alfin; Sugiyanto Sugiyanto
Rang Teknik Journal Vol 5, No 2 (2022): Vol. 5 No. 2 Juni 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.295 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v5i2.3120

Abstract

Pada saat ini, kontraktor umumnya membuat harga penawaran berdasarkan  analisa yang tidak seluruhnya berpedoman pada analisa BOW maupun analisa SNI. Para kontraktor lebih cenderung menghitung harga satuan pekerjaan berdasarkan dengan analisa mereka sendiri-sendiri yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman terdahulu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi, walaupun tidak terlepas dari analisa BOW ataupun analisa SNI. Pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sangat berkaitan dengan proses manajemen didalamnya. Pada tahapan itu, pengelolaan anggaran biaya untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, perlu dirancang dan disusun sedimikian rupa berdasarkan  sebuah konsep estimasi yang terstruktur sehingga menghasilkan nilai estimasi rancangan yang tepat dalam arti ekonomis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan biaya pembangunan kantor operasi cement mill Tuban 3-4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dengan biaya estimasi menggunakan metode BOW menghasilkan biaya sebesar Rp. 2.048.598.410, sedangkan hasil estimasi biaya menggunakan metode  SNI menghasilkan sebesar Rp. 1.878.500.266. Dari hasil perhitungan estimasi menggunaakan dua metode tersebut, perbandingan estimasi anggaran biaya antara metode BOW dan SNI diperoleh metode BOW lebih mahal 8,3% dari metode SNI atau senilai Rp. 170.098.144. Pada penelitian ini berdasarkan hasil evaluasi hasil perhitungan rencana anggaran proyek pembangunan kantor operasi cement mill Tuban 3-4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dengan kedua metode, hasil estimasi biaya dengan metode SNI merupakan yang paling ekonomis, dikarenakan indeks koefisien  harga satuan upah dan bahan merupakan yang paling kecil dibanding metode BOW. Dengan analisa SNI, analisa ini memiliki kelebihan diantaranya dapat digunakan pada semua jenis pekerjaan konstruksi yang menggunakan peralatan modern/alat berat. Kata Kunci: Estimasi biaya, metode BOW, metode SNI, dan harga satuan biaya 
Evaluasi Penggunaan JPO di Kecamatan Widang Tuban Jawa Timur Sugiyanto Sugiyanto
Rang Teknik Journal Vol 3, No 2 (2020): Vol. 3 No. 2 Juni 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.963 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v3i2.1792

Abstract

Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang terdapat di Kecamatan Widang, tepatnya di Jalan Raya Widang KM 30 Tuban Jawa Timur. JPO tersebut melintas di atas jalan raya yang tergolong dalam kategori jalan nasional, dimana jalan tersebut diperuntukkan untuk pengguna jalan yang menempuh perjalanan jarak jauh dan dengan kecepatan tinggi. Jalan Raya Widang yang merupakan kategori jalan nasional merupakan jalan arteri dan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota propinsi, jalan strategis nasional, dan jalan tol. Rata-rata volume kendaraan yang melintas di tempat obyek penelitian baik pada hari biasa, maupun hari akhir pekan di atas 1.500 kendaraan/jam. Jumlah kendaraan yang melintas tersebut terdiri dari jenis kendaraan tak bermotor dengan persentase 2%, jenis kendaraan sepeda motor dengan persentase 35%, jenis kendaraan ringan dengan persentase 34%, dan jenis kendaraan berat dengan persentase 29%. Berdasarkan atas Direktorat Jenderal Bina Marga tentang Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan sudah memenuhi syarat penyediaan fasilitas tipe Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). JPO merupakan fasilitas penyeberangan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk melakukan aktifitas penyeberangan jalan, dimana pada JPO tidak ada pertemuan sebidang antara arus pejalan kaki dengan arus lalu lintas, sehingga sangat aman dan tidak menyebabkan tundaan lalu lintas/kemacetan. Berdasarkan atas perhitungan Time headway diperoleh hasil kurang dari 2.5 kendaraan/detik , dengan demikian arus lalu lintas kendaraan pada tempat obyek penelitian masuk dalam kategori kepadatan tinggi dan juga memenuhi persyaratan adanya fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO). Pada pengamatan volume pejalan kaki yang melakukan aktifitas penyeberangan di tempat penelitian, diperoleh dari penjumlahan pejalan kaki yang menggunakan JPO dan tidak menggunakan JPO memenuhi 93,2% dari batasan Direktorat Jenderal Bina Marga tentang Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, sehingga adanya fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di lokasi tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan atas penelitian ini diketahui bahwa hanya 40% pejalan kaki yang menyeberang jalan menggunakan JPO, sehingga ditinjau dari efektifitas penggunaan JPO tergolong tidak efektif dan berdasarkan tingkat pemanfaatannya juga masuk dalam kategoti tidak bermanfaat. Berdasarkan hasil wawancara/kuesioner terhadap responden yang melakukan penyeberangan diperoleh 57% mengaku malas menggunakan JPO karena jarak bertambah jauh, 30% karena malas ketinggian, 10% karena kondisi bertambah panas, dan hanya 10% yang mengatakan lokasi tidak cocok. Kata Kunci: JPO, Kepadatan kendaraan, Time headway, dan Pejalan kaki.
ANALISA EFISIENSI PENGGUNAAN BATA MERAH DIBANDING BATA RINGAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MADRASAH TSANAWIYAH SALAFIYAH KEREK TUBAN Choirul Anam; Sugiyanto Sugiyanto
Rang Teknik Journal Vol 5, No 2 (2022): Vol. 5 No. 2 Juni 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.939 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v5i2.3119

Abstract

Seperti kita ketahui bersama bahan material dinding bangunan terus berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan dalam mencapai biaya, waktu dan mutu yang paling efektif dan efisien. Munculnya teknologi bata ringan sebagai material pasangan dinding, cukup memberikan dampak positif bagi masyarakat pada umumnya dan dunia konstruksi pada khususnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan adalah untuk menganalisa efisiensi biaya penggunaan material batu bata merah dibandingkan dengan bata ringan pada Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban. Dengan pelaksanaan penelitian ini beserta batasan-batasan penelitian yang telah ditentukan didapatkan suatu kenyataan perbandingan bahan pasangan dinding atas harga material bata ringan dengan harga material bata merah dapat dipastikan harga bata ringan per satuannya (buah) lebih mahal daripada bata merah. Mahalnya biaya atas material tersebut tidak serta merta akan menghasilkan biaya yang lebih mahal dalam penggunaannya, perlu ditinjau lagi perlu adanya biaya ikutan (biaya pemasangannya) yang diperlukan atas penggunaan material tersebut pada dinding bangunan. Dalam aplikasi penggunaan atas material bata merah dan bata ringan sebagai pasangan dinding bangunan pada proyek yang diteliti membutuhkan biaya Rp. 30.541.023 untuk material bata merah dan Rp. 39.036.768 untuk material bata ringan, biaya ini merupakan biaya material bahan pasangan dinding ditambah dengan biaya tambahan (adonan dan perekat) yang diperlukan untuk pemasangannya. Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pekerjaan pasangan dinding bangunan pada proyek yang diteliti membutuhkan biaya Rp.  35.264.554 untuk pasangan dinding menggunakan material bata merah dan Rp. 23.509.874 untuk pasangan dinding menggunakan material bata ringan. Biaya yang diperlukan untuk membuat permukaan dinding bangunan menjadi halus dan rata (pekerjaan plestrean) pada proyek yang diteliti memerlukan biaya sebesar Rp. 54.410.916 untuk material bata merah dan biaya Rp. 29.154.338 untuk material bata ringan. Secara jumlah biaya (biaya total) atas perbandingan penggunaan bahan pasangan dinding dengan menggunakan material bata merah dengan bata ringan pada proyek yang diteliti, untuk bata merah biaya totalnya adalah Rp. 120.216.493 dan untuk biaya penggunaan bata ringan biaya totalnya adalah Rp.  91.700.980. Secara umum pada hasil analisa efisiensi atas penggunaan material bahan pasangan dinding menggunakan bata merah dibandingkan dengan bata ringan menghasilkan nilai penghematan biaya sebesar Rp. 28.515.513 atau dengan hasil analisa efisiensi sebesar 23,72%. Kata Kunci: Dinding bangunan, bata merah, bata ringan biaya dan efisiensi.
ANALISA EFEK MODE KEGAGALAN PENGENDALIAN K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI Sugiyanto Sugiyanto; Mokh. Thoif
Rang Teknik Journal Vol 6, No 1 (2023): Vol. 6 No. 1 Januari 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.669 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v6i1.3339

Abstract

Sektor konstruksi hingga saat ini masih menyumbang angka terbesar (32%) kasus terjadinya kecelakaan kerja di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisa efek mode kegagalan pengendalian K3 pada proyek konstruksi. Data 50 responden digunakan untuk melakukan penilaian risiko dengan kriteria nilai efek keparahan, nilai keterjadian dan nilai deteksi. Metode analisa efek mode kegagalan digunakan dalam perhitungan nomor prioritas risiko (RPN). Hasil penelitian ini mendapatkan pada komitmen manajemen puncak meliputi penerapan kebijakan K3 terintegrasi dengan manajemen perusahaan, perusahaan memberikan prioritas terhadap program K3, manajemen pengawasan efektif dalam pelaksanaan K3 dan kebijakan K3 dilaksanakan untuk mendukung kinerja karyawan; seluruhnya menjadi prioritas untuk diperbaiki segera karena sifatnya kritis dalam pengendaliannya. Pada peraturan dan prosedur K3, didapatkan prosedur K3 diterapkan dengan konsisten serta peraturan dan prosedur diperbaiki secara berkala; keduanya menjadi prioritas untuk diperbaiki segera karena sifatnya kritis dalam pengendaliannya. Pada lingkungan pekerja yang meliputi tercipta lingkungan kerja yang memotivasi program K3, lingkungan kerja yang aman dalam mendukung program K3 serta lingkungan dapat membentuk karakter dan budaya dalam kepatuhan program K3; seluruhnya menjadi prioritas untuk diperbaiki segera karena sifatnya kritis dalam pengendaliannya. Pada metode kerja meliputi pelibatan tenaga ahli K3 dalam kegiatan kostruksi dan metode kerja yang mendukung tindakan aman dalam bekerja, keduanya menjadi prioritas untuk diperbaiki segera karena sifatnya kritis dalam pengendaliannya.
ANALISA FAKTOR PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA Mokh. Thoif; Sugiyanto Sugiyanto
Rang Teknik Journal Vol 6, No 1 (2023): Vol. 6 No. 1 Januari 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.692 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v6i1.3327

Abstract

Tenaga kerja merupakan pemeran utama dalam proyek konstruksi, memiliki risiko dapat mengalami kecelakaan kerja. Penelitian ini diselenggarkan dengan tujuan menganalisa faktor perlindungan tenaga kerja pada proyek konstruksi berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Data dikumpulkan dari 43 responden di bidang konstruksi dengan memberikan penilaian faktor dalam perlindungan tenaga kerja pada proyek konstruksi. Analisa indek kepentingan relative (RII) digunakan untuk mendapatkan faktor perlindungan tenaga kerja nilai RII tertinggi yang menjadi fungsi terpenting dari faktor lainnya. Hasil analisa diperoleh kebijakan K3 dilaksanakan untuk mendukung kinerja karyawan dan pelibatan tenaga ahli K3 dalam kegiatan konstruksi, memiliki RII=98,14% sebagai peringkat ke-1. Pada peringkat ke-2 pekerja melakukan pekerjaannya dengan cara yang aman serta lingkungan dapat membentuk karakter dan budaya dalam kepatuhan program K3, memiliki RII=96,74%. Pada peringkat ke-3 penerapan kebijakan K3 terintegrasi dengan manajemen perusahaan dengan memiliki RII=96,28%. Pada peringkat ke-4 perusahaan memberikan prioritas terhadap program K3, peraturan dan prosedur K3 diperbaiki secara berkala serta tercipta lingkungan kerja yang memotivasi program kerja K3, memiliki RII=95,81%. Pada peringkat ke-5 prosedur K3 diterapkan dengan konsisten dengan memiliki RII=95,35%. Hasil temuan ini mengkonfirmasi kelima faktor perlindungan tersebut menjadi prioritas pada penyelenggaraan proyek konstruksi dalam mencapai kondisi nihil kecelakaan.
ANALISIS FAKTOR DOMINAN TERHADAP KEGAGALAN MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI Sugiyanto Sugiyanto
Rang Teknik Journal Vol 6, No 2 (2023): Vol. 6 No. 2 Juni 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.012 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v6i2.4136

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor berpengaruh pada kegagalan memenangkan tender dengan pendekatan manajemen risiko. Data  dikumpulkan dari 75 perusahaan konstruksi tingkat nasional untuk terlibat dalam penilaian risiko terjadinya kegagalan didasarkan pada kriteria nilai keparahan,  keterjadian  dan deteksi. Faktor dominan ditinjau dari dokumen tender dan estimasi. Metode failure mode and effect analysis (FMEA) digunakan untuk identifikasi faktor dominan risiko tertinggi. Hasil penelitian menujukkan: Pada dokumen tender dapat diidentifikasi berdasarkan: Faktor desain dasar, sifatnya kritis dan menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan segera: terjadi pada peristiwa kurang sesuainya dengan lingkup   kerja, design kurang mendetail, minimnya detailnya scope of   work dan schedule pelaksanaan dari owner kurang realistis. Faktor lingkup kerja, sifatnya kritis dan menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan segera: terjadi pada peristiwa batas-batas lingkup kerja yang kurang jelas dalam hal material. Faktor jadwal, sifatnya kritis dan menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan segera: terjadi pada peristiwa kurang akuratnya perhitungan serta kurangnya kompetensi dan   pengalaman dari owner. Pada estimasi dapat diidentifikasi berdasarkan: Faktor sumber daya manusia, sifatnya kritis dan menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan segera; terjadi pada peristiwa kesalahan estimasi, estimasi kurang kompetitif dan  cenderung underprice, nilai tender menjadi overprice atau underprice,  dan kurangnya kemampuan  marketing